Rabu, 11 Mei 2011

USA dan Pakistan Kembali Memanas



Suasana panas kembali ditunjukkan Pakistan dan AS. Setelah Presiden AS Barack Obama mencurigai Pakistan ada di balik perlindungan Osama bin Laden dalam program 60 Minutes di stasiun televisi CBS (9/5), Selasa (10/5) Islamabad gusar.
Dalam pidato di parlemen, Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani menyayangkan tudingan persekongkolan dengan pimpinan Al Qaeda itu dialamatkan ke negerinya.
Sebaliknya, pemerintah Pakistan justru tersinggung karena AS mengerahkan pasukan khusus secara diam-diam saat memburu Osama di Abbottabad, Pakistan, 1 Mei lalu.
Intelijen Pakistan, lanjutnya, tak bisa menerima pihaknya jadi sasaran tuduhan AS hanya gara-gara tak bisa melacak Osama selama lima tahun sebelum ditembak di sekitar markas militer Pakistan.
‘’Kegagalan intelijen itu tak hanya terjadi pada kita, tapi juga di asosiasi intelijen di seluruh dunia,’’ tegas Gilani sebagaimana dikutip Daily Mail.
Sikap sepihak AS ini berisiko mendatangkan konsekuensi serius di internal Pakistan.
‘’Kami berhak membalas dengan kekuatan penuh. Jangan sampai komitmen (tangkap teroris, red) kami dianggap remeh,’’ ujarnya.
Karena itu, Angkatan Udara Pakistan (PAF) mulai menyelidiki pelanggaran sejumlah helikopter siluman yang membawa tim khusus Navy Seals AS ke wilayah udara Pakistan awal Mei lalu.
Rombongan mesin perang itu diyakini terbang dari provinsi timur Afghanistan, Ningrahar, dan menghindari sistem radar Pakistan untuk mencapai Abbottabad yang berjarak lebih dari 200 Km dari perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Sumber-sumber Islamabad kemarin menyebutkan, komite PAF sudah dibentuk. ‘’Radar-radar itu mendeteksi pergerakan pesawat tempur di Jalalabad, Afghanistan bagian timur,’’ ujar sumber ini di Islamabad kemarin.
Sebelumnya, Obama menyatakan, AS yakin Osama pasti didukung jaringan di Pakistan. ‘’Kita tak tahu apa mungkin ada pihak di dalam maupun di luar tubuh pemerintahan. Itulah yang harus kita selidiki. Yang lebih penting, pemerintah Pakistan harus menyelidikinya,’’ ungkap Obama saat wawancara dengan CBS.
Menanggapi pernyataan Pakistan, Gedung Putih tetap merasa berhak menangkap basah di luar wilayahnya.
‘’Kapanpun kami memiliki intelijen terkini terhadap seseorang yang bertanggung jawab atas kematian ribuan warga AS dan lainnya. Kami akan mengambil tindakan dan merasa itu hak kami,’’ ujar uru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner sebagaimana dikutip USA Today.(jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar